Persiapan Pernikahan, Itu Perlu

Pernikahan adalah tahapan baru dalam hidup yang seringkali diikuti dengan krisis-krisis, terutama dalam masa penyesuaian. Krisis yang terjadi ini bisa saja dimulai ketika persiapan pernikahan, di mana kita kemudian membanding-bandingkan kehidupan yang sedang kita jalani dan kehidupan yang akan kita jalani dalam ikatan pernikahan.

Apalagi, dalam persiapan pernikahan biasanya muncul konflik-konflik dalam berbagai hal, dari mulai menentukan tanggal, tempat, baju, bahkan mungkin siapa saja yang akan diundang, serta berapa budget yang akan dikeluarkan.

Persiapan Pernikahan

Membayangkan kehidupan yang akan dijalani di tengah konflik-konflik persiapan pernikahan, tentu bisa menimbulkan ketakutan-ketakutan tertentu, yang akhirnya membuat kita berpikir untuk menunda atau membatalkan pernikahan.

Pernikahan Membutuhkan Komitmen  

Memasuki dunia pernikahan, selain mencoba mengenal kelebihan dan kekurangan pasangan, membangun keintiman dan kedekatan, juga memerlukan komitmen untuk menyesuaikan peran apa yang akan dikerjakan dalam kehidupan pernikahan.

Kita memang tidak akan bisa sebebas dulu lagi. Segala sesuatu yang kita kerjakan harus mempertimbangkan pasangan dan (nantinya) anak. Belum lagi tuntutan masyarakat tentang peran sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, bisa membuat kita ada dalam tekanan tertentu.

Orang bisa merasa tidak nyaman jika tidak mempersiapkan diri secara mental untuk menyesuaikan perannya. Hal inilah yang sebetulnya sangat perlu kita pikirkan saat mempersiapkan pernikahan, sehingga kita bisa mengantisipasi kemungkinan krisis dan konflik yang akan terjadi.

Pertanyaannya adalah, apakah kita termasuk pribadi yang tidak mau menyesuaikan diri, artinya punya kemampuan tapi tidak mau digunakan; atau mau tapi tidak tahu caranya; atau kita merasa bahwa belum saatnya: atau hal-hal lain.

Nah, jawaban anda akan sangat menentukan, apakah sebaiknya rencana ini akan diteruskan, atau di tunda, atau dibatalkan. Tapi apapun keputusan anda, rasanya menikah atau tidak pun kita tetap punya tanggung-jawab untuk menyesuaikan peran kita dalam setiap siklus kehidupan dijalani. Peran saat masih sekolah tentu berbeda dengan saat sudah bekerja. Bahkan seiring waktu berjalan, dalam kehidupan, kita akan terus menerus di hadapkan pada perubahan peran sesuai dengan konteks kehidupan, menikah atau pun tidak.

Mempertanyakan Tujuan Pernikahan

Hal ini penting, karena ada yang menganggap pernikahan hanyalah siklus hidup yang harus dijalani oleh setiap manusia. Lahir, besar, menikah, mempunyai keturunan, dan akhirnya mati. Ada juga yang menikah hanya karena takut kesepian di hari tua, ingin punya keturunan, ingin meningkatkan level kehidupan, karena tuntutan keluarga, atau sekadar karena kebutuhan seksual. Banyak latar belakang orang mau menikah.

Pertanyaannya adalah, apakah anda melihat pernikahan ini sebagai sebuah rencana Tuhan dalam kehidupan anda? Apakah anda menikah dalam kesadaran, bahwa pernikahan adalah lembaga yang diciptakan oleh Tuhan supaya setiap individu di dalamnya mengalami pertumbuhan iman dan kedewasaan?

Pernikahan bukan sekadar memenuhi siklus hidup sebelum mati. Artinya, ada tujuan yang Tuhan tetapkan dalam pernikahan anda, di mana melalui pasangan, anda akan semakin mengenal Tuhan dalam hidup. Namun jangan sampai melakukan Nikah Siri Online.

Keputusan Untuk Menikah

Jika ternyata anda memutuskan untuk melanjutkan rencana pernikahan, anda perlu berdiskusi dengan pasangan tentang harapan-harapan dalam pernikahan. Harapan-harapan yang akan dibicarakan, tentunya harapan kedua belah pihak dan bukan hanya salah satu pihak. Perlu ada komunikasi dan negosiasi, supaya harapan yang dibawa tidak mengubah pasangan menjadi pribadi yang bukan dirinya.

Dalam arti, tidak lagi memiliki keunikan, dan sekadar menyenangkan pasangan yang lahir dari keadaan terjebak dalam pernikahan. Menyenangkan pasangan bisa baik ketika harapan pasangan yang kita terima sesuai dan pernikahan ini membuat relasi kita dengan pasangan dan Tuhan menjadi semakin baik. Motivasi Menghadapi Krisis Perkawinan.

Tetapi bisa juga sebaliknya, ketika harapan yang kita coba penuhi ternyata membuat relasi kita dengan pasangan dan Tuhan menjadi tidak sehat, karena harapan itu kita kerjakan dalam kemarahan dan kekecewaan. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan dan anugerah untuk anda memasuki kehidupan pernikahan yang memuliakan nama Nya. Bagaimana Implementasi Pendidikan Islam dalam Keluarga.

 

Renungan Persiapan Pernikahan

Recommended For You

About the Author: Keluargaku

Lentera Keluarga turut mengantar menuju masyarakat Indonesia yang mandiri dan sejahtera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *