Menghadapi Anak Usia 3 sampai 5 Tahun

Usia 3 sampai 5 tahun pada anak merupakan usia pra sekolah dimana tumbuh kembang anak semakin matang. Kemampuan motorik, bahasa, bersosialisasi dan berkomunikasi semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Anak usia 3-5 tahun akan semakin aktif bermain sekaligus keingintahuan untuk menyerap pengetahuan semakin bertambah.

Oleh karena itu, sebagai orang tua harus siap menghadapi tumbuh kembang si kecil baik itu secara psikologis maupun fisik pada sistem imun tubuh misalkan dengan memberi suplemen tambahan seperti Stimuno untuk balita.

Ketika anak mulai memahami hubungan antara perilaku dan konsekuensinya, pastikan bahwa orang tua mulai mengkomunikasikan aturan yang dibuat dan diterapkan di rumah. Namun, bisa saja aturan yang ada di satu rumah dengan rumah lain bisa berbeda.

Jelaskan pada anak apa yang kita harapkan sebelum kita menghukum anak untuk perilaku tertentu. Misalnya, ketika anak yang berusia 3 tahun menggambar atau membuat coretan di dinding.

Diskusikan mengapa hal itu tidak diperbolehkan dan apa yang akan terjadi jika anak tetap melakukannya. Misalkan anak harus membersihkan dinding dan tidak boleh memakai krayon lagi selama beberapa hari.

Jika dindingnya dicoret atau digambari lagi beberapa hari kemudian, ingatkan bahwa menggambar hanya boleh dilakukan di kertas dan jalankan konsekuensi yang telah kita katakan.

Semakin awal orang tua menerapkan prinsip menerapkan aturan dan anak diharapkan untuk mendengarkan dan menerima konsekuensinya, semakin baik untuk kedua belah pihak.

Walaupun kadangkala lebih mudah untuk orang tua untuk tidak menghiraukan perilaku buruk yang hanya sesekali dilakukan oleh anak atau tidak konsisten dalam menerapkan hukuman, hal ini merupakan awal yang buruk.

Konsistensi adalah kunci untuk disiplin yang efektif, dan penting untuk orang tua untuk menentukan bersama apa aturannya dan kemudian menegakkannya.

Sementara kita memperjelas perilaku apa yang akan diberikan hukuman, jangan lupa untuk memberikan hadiah terhadap perilaku anak yang baik. Jangan merendahkan efek positif dari pujian yang diberikan pada anak.

Tentukan berapa kali perilaku yang tidak diharapkan yang bisa membuat anak mendapatkan hukuman, dan berapa lama perilaku yang diharapkan bertahan sampai mendapatkan hadiah.

Tempelkan tabel tersebut di tempat yang mudah dilihat lalu catat perilaku baik dan buruk anak setiap harinya. Hal ini akan membuat anak dan kita untuk melihat secara konkrit mengenai bagaimana berlangsungnya. Ketika hal ini berhasil, pujilah anak karena berhasil mengontrol perilakunya yang tidak diharapkan.

Disiplin tidak hanya mengenai hukuman, tapi juga mengenai pengenalan terhadap perilaku yang baik. Misalnya dengan mengatakan pada anak yang bersekolah di playgroup.

Lebih baik mengatakan secara spesifik saat kita memuji, “Ibu bangga padamu karena kamu mau berbagi mainan di sekolah”. Biasanya akan lebih efektif jika  dibandingkan dengan menghukum anak untuk perilaku sebaliknya, yaitu tidak mau berbagi. Hindari hanya mengatakan, ”Kamu anak yang hebat!”

Jika anak terus melakukan perilaku yang tidak diharapkan, tidak mempedulikan apapun yang orang tua lakukan, cobalah membuat tabel yang berisi hari-hari dalam seminggu.

 

Menghadapi Anak Usia 3 sampai 5 Tahun

Recommended For You

About the Author: Keluargaku

Lentera Keluarga turut mengantar menuju masyarakat Indonesia yang mandiri dan sejahtera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *