Lentera Keluarga. Berbagai hal buruk memang bisa menimpa siapapun termasuk kepada anak-anak. Kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan tersebut bisa menjadi sebuah peristiwa yang sulit dilupakan oleh anak-anak. Maka jangan heran jika kejadian di masa lalu yang buruk tersebut menjadi cikal bakal munculnya trauma pada anak.
Beberapa trauma yang saat ini sudah banyak terjadi pada anak ialah seperti adanya kekerasan atau pelecehan seksual, trauma kebakaran, atau yang saat ini sedang terjadi ialah trauma dengan lingkungan sosialnya yang tiba-tiba tertutup di masa pandemi ini. Belum lagi jika anak tidak diizinkan untuk bertemu dengan kakek, nenek, dan anggota keluarga yang dekat dengannya karena mereka harus diisolasi akibat covid-19.
Saat Anak Mengalami Trauma Berat
Trauma memang bukanlah hal yang mudah untuk diatasi seperti halnya stres pada anak. Terlebih jika anak masih berada di usia kanak-kanak di mana mereka masih kurang memahami dengan situasi yang terjadi. Memang benar jika keadaan trauma adalah sesuatu yang tidak mudah hilang dan terlupakan begitu saja. Sebagai orang tua, kita wajib membantu sekaligus mendampingi buah hati agar trauma tidak terus menghantuinya.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua demi melindungi sang buah hati dari keadaan trauma.
Membuat Anak Merasa Lebih Aman
Pada usianya yang masih berumur beberapa bulan pun seorang anak sudah membutuhkan yang namanya rasa aman. Meskipun belum mengerti dengan berbagai aktivitas verbal dari orangtuanya seperti ucapan sayang, cinta dan pujian yang lainnya, tindakan berupa sentuhan, pelukan, hingga tepukan punggung dari orang tua sudah menjadi semacam energi positif yang membuat anak merasa aman dan nyaman.
Berbagai tindakan tersebut akan membuat anak merasa lebih aman dan nyaman di dekat orang tua mereka. Oleh karena itu, bagi anak yang memiliki trauma berat di masa lalu, pelukan dari orang tua bisa menjadi cara yang paling efektif untuk menenangkannya. Bahasa tubuh dari orang tua maupun dari orang-orang di sekitarnya akan membuat anak lebih hangat dan merasa terlindungi.
Bersikap Tenang
Berbagai hal traumatis yang dialami oleh anak pada dasarnya akan terus membuat anak merasa tidak tenang. Orang dewasa termasuk orang tua adalah orang-orang yang berperan penuh menyelesaikan konflik batin dan mental yang dihadapi oleh anak.
Oleh karena itu, untuk membuatnya merasa aman, cobalah untuk tidak sama sekali membahas peristiwa yang berkaitan dengan masa lalu traumatis tersebut. Jangan menunjukkan sikap cemas dan khawatir terhadap keadaan anak karena hal tersebut akan membuat anak merasa semakin buruk. Tetaplah tenang dan berikan rasa nyaman serta motivasi kepada anak.
Lakukanlah Berbagai Rutinitas
Melakukan berbagai rutinitas seru dan mengasikkan akan membantu anak melupakan hal traumatis di dalam dirinya. Orang tua memiliki peran penting untuk terus menjaga pola rutinitas anak.
Aturlah jadwal tidur anak dengan baik, begitu pula dengan jadwal makan dan bermainnya. Dengan pola hidup yang teratur, secara perlahan anak-anak akan melupakan kejadian yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Ajak Anak Beraktivitas Sesuai Dengan Hobinya
Minat dan bakat anak memang bisa berkembang seiring pola aktivitas mereka setiap harinya. Oleh karena itu, orang tua wajib mendukung berbagai kegiatan yang disukai anak termasuk hobi anak.
Jika anak gemar bermain masak-masak, maka dukunglah hobinya dengan cara membelikan mainan masak-masakkan ataupun mengajarkannya mengenal berbagai jenis sayuran. Dengan memfasilitasi hobi anak maka bakat anak pun bisa tersalurkan. Secara tidak langsung aktivitas ini pun akan membuat anak melupakan rasa trauma tersebut.
Saat Anak Mengalami Trauma Berat