Memiliki anak kembar bagi sebagian keluarga merasa senang, namun sebagian ada juga yang merasa cemas. Umumnya kecemasan memiliki buah hati yang lahir secara berbarengan karena beredar mitos tentang anak kembar.
Kehamilan kembar memang sangat mungkin terjadi pada pasangan yang memiliki keturunan kembar. Namun, di era ilmu kedokteran yang sudah semakin maju, sudah tersedia obat pemicu tumbuh-kembang sel telur (biasanya yang memiliki masalah fungsi indung telur/ovarium).
Pada kasus ini, terjadi pematangan dan pelepasan sel telur lebih dari satu yang kemudian dibuahi lebih dari satu sel sperma juga, hingga kehamilan kembar itu terjadi. Pembuahan dapat terjadi secara alami di dalam saluran telur atau di laboratorium pada kasus bayi tabung.
Mitos dan Fakta Anak Kembar
Berikut beberapa mitos yang beredar di masyarakat yang kurang dapat dibuktikan secara ilmiah dan justru menyesatkan.
Sebutan Kakak dan Adik
Mitos: Bayi kembar yang keluar dari rahim terlebih dulu adalah adik. Alasan yang beredar disebabkan si kakak yang lahir belakangan “membantu” adiknya untuk keluar terlebih dahulu.
Fakta: Dalam dunia kedokteran sepakat menyatakan, bayi yang keluar terlebih dulu adalah kakak, berikutnya baru disebut adik berdasarkan tanggal dan waktu lahir.
Sifat baik dan jahat.
Mitos: Pada mitos lama, digambarkan bahwa anak kembar masing-masing akan memiliki sifat baik atau jahat, karena salah satu dari mereka selalu dikait-kaitkan hingga ingin lebih unggul dari kembarannya, serta ingin mendapatkan perhatian lebih dari orangtua dan orang di sekitarnya.
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan kalau anak akan membentuk sifat persaingan. Yang biasanya terjadi, anak kembar justru memiliki kepribadian dan talenta yang unik serta selalu ingin saling melengkapi. Misalnya, yang satu pintar di bidang akademik, yang lain lebih jago di olahraga.
Anak kembar tidak boleh satu kelas di sekolah
Mitos: Ada beberapa sekolah yang menerapkan peraturan standar bahwa anak kembar tidak boleh ditempatkan di kelas yang sama. Alasannya, agar anak dapat mengembangkan identitas independen mereka dan tidak tergantung kembarannya. Malah, alasan lainnya lebih konyol, yaitu menjauhkan dari kemungkinan keduanya akan gagal jika berada di kelas atau sekolah yang sama.
Fakta: Beberapa ahli justru menyarankan anak kembar untuk selalu bersama agar karakter, emosi, dan pertumbuhannya dapat berkembang lebih baik. Jika pemisahan dilakukan, malah dapat merusak pengalaman pendidikan mereka. Dari sisi psikologis, setiap anak kembar biasanya merasa nyaman berada di dekat kembarannya. Dan, ketika salah satu dari mereka menghadapi masalah (pelajaran atau pertemanan), tentunya mereka akan lebih mudah untuk saling mendukung. Yang jelas, orangtua yang memiliki anak kembar, harus mempertimbangkan dan mengevaluasi pemilihan sekolah yang bisa memajukan kemampuan masing-masing anak, termasuk dinamika hubungan dan individu gaya belajar anak.
Salah satu sakit yang lain ikut sakit
Mitos: Ada yang berpendapat bahwa adalah anak kembar mempunyai kemampuan telepati. Misalkan jika yang satu tidak bisa menyelesaikan perkataannya, yang lainnya akan mampu membaca pikiran kembarannya dan menyelesaikan perkataannya. Ini terjadi karena anak kembar memiliki “bahasa kode” yang tidak dimengerti orang luar selain mereka sendiri atau idioglossia.
Fakta: Kemampuan ini timbul karena kedekatan emosional mereka sudah dimulai sejak sembilan bulan berada di rahim yang sama, begitu lahir dan tumbuh pun mereka selalu bersama. Akan tetapi, hal yang hampir serupa juga bisa terjadi pada suami-istri, saudara dekat, teman baik (yang memiliki kesamaan genetik ekstrim).
Bayi kembar tidak bisa menerima ASI eksklusif semua
Mitos: Ibu harus memilih salah satu bayinya untuk menerima ASI eksklusif karena tidak mungkin melakukannya.
Fakta: Menyusui bayi kembar memang penuh tantangan, tetapi bukan tidak mungkin dilakukan. Untuk kembar dua, jika memungkinkan, bisa menyusui bersamaan. Jika anak kembarnya lebih dari dua, sebelum jam menyusui, bisa memeras ASI terlebih dahulu dan menampungnya di botol-botol yang sudah dipersiapkan, tanpa salah satu di antara mereka menangis terlebih dahulu karena kelaparan.
Keturunan Bayi Kembar
Mitos: Hanya lelaki (yang terlahir kembar) yang dapat menurunkan gen kembar serta Hanya anak kembar yang bisa memiliki keturunan kembar.
Fakta: Masing-masing generasi, entah itu lelaki atau perempuan, dari keluarga tertentu memiliki peluang yang sama dalam melahirkan bayi kembar. Akan semakin besar jika memang ada salah satu dari suami atau istri yang memiliki gen kembar kemungkinan memiliki anak kembar akan semakin besar. Kemungkinan memiliki anak kembar biasanya juga bisa terjadi karena perempuan mengalami pelepasan sel telur secara berlebihan atau hiperovulasi. Pada akhirnya, hiperovulasi bisa menurun pada anaknya yang berjenis kelamin perempuan.
Mitos dan Fakta Seputar Anak Kembar – Lentera Keluarga