Menjadi Orang Tua Yang Demokratis

Menjadi orang tua yang demokratis adalah pola asuh anak yang paling sangat membantu perkembangan karakter anak di kemudian hari. Menurut Heather Welford, tidak ada satu resep pengasuhan yang cocok bagi semua anak. Sikap orang tua yang demokratis yang mungkin akan dikritik anak namun harus dihadapi dengan tenang dan dijawab secara rasional.

Kedewasaan sikap orangtua sangat dituntut. Tidak ada orangtua yang sempurna, atau anak yang lepas dari cela. Berikut beberapa pedoman pola asuh anak yang dapat membantu orangtua dalam mengasuh dan membesarkan anak dengan sejahtera.

 

Orang Tua Demokratis

Tunjukkan kasih sayang. Sapalah anak saat bangun pagi dengan senyum dan keceriaan memulai hari. Berbicaralah dengan kata bernada tenang, riang, jauh dari gejolak emosional menakutkan. Sentuh dan belailah. Hindari kata-kata berkonotasi buruk atau mengolok-olok.

Dengarkan ketika mereka berbicara. Hadapkan diri kepada mereka ketika mereka berbicara, dengarkanlah hampir setiap kata dan luruskanlah yang salah. Tunjukan minat pada pembicaraan.

Buat anak merasa aman. Temani mereka ketika ketakutan atau malu. Tunjukkan bahwa kita melindungi dan mengasihi dengan langkah konkrit kita.

Buat aturan yang jelas. Buat jadwal bangun pagi, aktivitas pagi, aktivitas siang, sore dan malam. Sediakan waktu untuk mengendalikan aturan yang telah disepakati. Ketika jadwal harus diubah, bicarakan pengubahannya.

Pujilah anak. Ketika anak menunjukkan hasil kerja dan sikapnya yang baik berikan penghargaan, dapat berupa tepukan tangan, elusan lembut, ciuman atau kata-kata penghargaan.

Kritik perilakunya, bukan orangnya. Ketika anak berbuat kesalahan, perjelas langkah salahnya, bukan anaknya yang jelek. “Tindakanmu membuat orang terjatuh”, bukan, “Kamu jahat”.

Tetap konsisten. Ketetapan mematuhi peraturan yang telah sama ditetapkan harus dijalani. Bila ketetapan tidak ada, anak akan bingung dan mencari kesempatan di ruang yang salah. Kedua orangtua harus mempunyai kata sepakat atas suatu hal. Semua orang yang tinggal serumah dan bersentuhan dengan aktivitas sehari-hari yang sama, harus dengan aturan yang sama.

Sediakan waktu untuk dapat bersama anak. Kerjakan berbagai aktivitas bersama anak sesering mungkin, seperti berdoa bersama, berangkat ke sekolah bersama, membaca dan menonton tayangan televisi bersama. Anak sangat memerlukan perhatian orangtua. Jika ia menunjukkan perilaku yang tidak sepantasnya, perlu dipertimbangkan apakah perilaku ini untuk menarik perhatian orangtua.

Beberapa anak mempunyai masalah lebih banyak dari anak lainnya, sehingga ia memerlukan perhatian orangtua yang lebih banyak. Waspadailah hal ini, agar membagi perhatian pada anak lain dapat tetap dilakukan.

 

Menjadi Orang Tua Yang Demokratis – Lentera Keluarga

Recommended For You

About the Author: Keluargaku

Lentera Keluarga turut mengantar menuju masyarakat Indonesia yang mandiri dan sejahtera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *