Kanker payudara seringkali dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang wanita. Namun, kenyataannya, pria juga bisa mengalami kanker payudara, meskipun jumlah kasusnya jauh lebih sedikit. Meskipun jarang, kanker payudara pada pria tetap menjadi masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Lalu, apa yang harus kamu ketahui tentang kanker payudara pada pria, gejalanya, faktor risikonya, dan bagaimana cara mencegah serta mengobatinya? Yuk, simak lebih lanjut dari sumber wilsoncountyhospital.org.
Apa Itu Kanker Payudara pada Pria?
Kanker payudara pada pria adalah kondisi ketika sel-sel abnormal di payudara mulai tumbuh tak terkendali dan membentuk tumor. Payudara pria, meskipun lebih kecil dibandingkan wanita, tetap memiliki jaringan payudara yang bisa berkembang menjadi kanker. Kanker payudara pria ini biasanya dimulai dari sel-sel di saluran susu (ductal carcinoma) atau lobulus (lobular carcinoma), meskipun jenis yang lebih umum adalah ductal carcinoma.
Pada pria, kanker payudara sering kali terdeteksi pada usia yang lebih tua, meskipun kasus pada usia muda juga tidak bisa diabaikan. Kanker ini mungkin terlihat lebih jarang, tetapi penting untuk menyadari bahwa pria tetap berisiko terkena kanker payudara, dan deteksi dini bisa meningkatkan peluang untuk pengobatan yang lebih efektif.
Gejala Kanker Payudara pada Pria
Gejala kanker payudara pada pria bisa berbeda-beda tergantung pada stadium penyakit. Beberapa tanda yang bisa muncul antara lain:
1. Benjolan di Payudara
Benjolan atau massa keras di payudara adalah gejala pertama yang paling sering muncul. Benjolan ini biasanya tidak terasa sakit pada awalnya, tetapi bisa berkembang seiring waktu. Jika kamu menemukan benjolan yang tidak biasa, segera periksakan ke dokter.
2. Pembengkakan atau Perubahan pada Payudara
Pembengkakan pada payudara, atau bahkan perubahan bentuk atau ukuran payudara, juga bisa menjadi tanda kanker. Payudara pria biasanya tetap rata, jadi jika ada pembengkakan atau perbedaan antara satu sisi dengan sisi lainnya, ini perlu dicurigai.
3. Perubahan pada Puting Susu
Jika puting susu mulai menarik ke dalam (retraksi), merah, atau teriritasi, ini bisa menjadi tanda adanya masalah. Beberapa pria juga bisa mengalami keluarnya cairan dari puting susu (selain ASI), yang bisa menjadi tanda adanya kanker.
4. Nyeri pada Payudara
Walaupun kanker payudara pria biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada tahap awal, beberapa pria mungkin merasakan nyeri atau ketidaknyamanan pada area payudara atau sekitar puting susu. Nyeri ini bisa meningkat seiring bertambahnya ukuran tumor.
5. Kulit Payudara Menebal atau Berkerut
Perubahan pada kulit payudara, seperti kulit yang menebal atau berkerut (mirip dengan kulit jeruk), bisa menjadi indikasi bahwa kanker sudah menyebar ke lapisan kulit.
6. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening di Ketiak
Kanker payudara pada pria bisa menyebar ke kelenjar getah bening di area ketiak. Jika ada pembengkakan yang tidak normal di ketiak, ini bisa menjadi tanda bahwa kanker telah menyebar.
Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pria
Walaupun kanker payudara pada pria jarang terjadi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidapnya. Beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Usia Tua
Risiko kanker payudara pada pria meningkat seiring bertambahnya usia, dengan sebagian besar kasus ditemukan pada pria berusia di atas 60 tahun.
2. Riwayat Keluarga dengan Kanker Payudara
Jika ada anggota keluarga dekat (seperti ibu, saudara perempuan, atau ayah) yang pernah mengidap kanker payudara, risiko pria untuk mengidap kanker payudara juga lebih tinggi. Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 yang berhubungan dengan kanker payudara pada wanita juga bisa ditemukan pada pria.
3. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria, seperti:
- Kelebihan Estrogen: Pria yang memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dari normal, baik karena terapi hormon atau kondisi medis tertentu, berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
- Kleinfelter Syndrome: Ini adalah kelainan genetik di mana pria memiliki kromosom X tambahan, yang menyebabkan mereka memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi.
- Penyakit Hati Kronis: Penyakit hati yang mengurangi kemampuan tubuh untuk mengatur hormon dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen, meningkatkan risiko kanker payudara.
4. Paparan Radiasi
Paparan radiasi, terutama pada dada atau daerah payudara, seperti yang terjadi pada pengobatan kanker sebelumnya, dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria.
5. Obesitas
Obesitas dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen dalam tubuh, yang berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara.
Pengobatan Kanker Payudara pada Pria
Seperti kanker payudara pada wanita, kanker payudara pada pria dapat diobati dengan berbagai metode, tergantung pada stadium dan karakteristik tumor. Beberapa pilihan pengobatan yang umum dilakukan adalah:
1. Operasi
Operasi pengangkatan tumor atau bahkan seluruh payudara (mastektomi) adalah langkah pertama dalam banyak kasus kanker payudara pria. Jika tumor ditemukan di satu payudara, dokter biasanya akan melakukan mastektomi untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi.
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Pengobatan ini sering dilakukan setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang mungkin masih tersisa.
3. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain. Obat kemoterapi bekerja dengan membunuh sel-sel kanker yang tumbuh dengan cepat.
4. Terapi Hormon
Terapi hormon digunakan jika kanker payudara pada pria terkait dengan kadar estrogen yang tinggi. Obat seperti tamoxifen dapat diberikan untuk mengurangi efek estrogen dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
5. Terapi Target
Terapi target dapat digunakan untuk mengobati kanker yang memiliki mutasi genetik tertentu. Terapi ini berfokus pada sel kanker dan dapat lebih spesifik dalam menyerang sel kanker tanpa merusak sel normal.
Kesimpulan
Kanker payudara pada pria memang jarang, namun tetap bisa terjadi dan mempengaruhi kualitas hidup. Dengan mengenali gejala-gejala awal dan memahami faktor risiko yang ada, kamu bisa lebih waspada dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika kamu merasa ada yang tidak beres dengan tubuhmu, terutama jika ada gejala yang mencurigakan. Menurut wilsoncountyhospital.org, deteksi dini bisa membuat perbedaan besar dalam pengobatan dan pemulihan.