Masa subur wanita adalah hari perkiraan terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur yang sangat ditentukan oleh siklus haid. Jika melakukan hubungan suami istri tanpa kontrasepsi, maka pada masa ini kemungkinan akan terjadi kehamilan. Masa subur : 14 hari sebelum haid yang akan datang, umur sel telur wanita adalah satu hari dan umur sperma laki-laki dua hari.
Masa subur wanita dewasa sendiri hanya berlangsung 1-2 hari saja. Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali pada setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari. Siklus menstruasi tiap wanita bervariasi. Bila pada masa subur perempuan dewasa terjadi hubungan badan, sperma akan ditampung di liang senggama bagian dalam. Setiap milimeter sperma mengandung sekitar 35-40 juta spermatozoa, sehingga setiap hubungan badan terdapat sekitar 110-120 juta spermatozoa.
Sedangkan bagi ibu yang mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur, maka harus mencatat panjang siklus haid minimal selama enam siklus atau enam bulan. Dan untuk perhitungannya adalah dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Dan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, akan diperoleh hari subur pertama dalam siklus haid tersebut.
Sebagai contoh perhitungan Masa Subur Wanita dengan Siklus Menstruasi yang tidak teratur adalah; apabila siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 – 11 = 20, dan 26 -18 = 8, Sehingga didapatkan masa subur anda antara hari ke 8 sampai hari ke 20.
Perempuan yang berusia lebih muda (usia 25-34 tahun) mengalami kembalinya kesuburan lebih cepat daripada perempuan berusia 35-49 tahun. Perempuan yang berusia lebih muda (usia 25-34 tahun) mengalami kembalinya kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi lebih cepat daripada perempuan berusia 35-49 tahun.
Banyak yang beranggapan, misalnya bila menstruasi jatuh pada tanggal 5, maka bulan berikutnya pasti sama. Padahal yang dinamakan siklus teratur bukan ketepatan tanggal, melainkan ketepatan pada periode siklus. Kalau siklusnya 21 hari, maka jarak menuju hari pertama ke haid berikutnya adalah 21 hari. Perlu dicermati, siklus menstruasi bukan berpedoman pada tanggal.
TINGKAT KESUBURAN DI SETIAP TINGKATAN USIA
Tingkat kesuburan manusia diukur dari kualitas sel telur dan spermanya. Kualitas sel telur dan sperma mengalami perubahan sejalan dengan bertambahnya usia.
- Usia 20 – an Tahun Perempuan lebih mudah untuk hamil. Pada laki-laki 20-39 tahun, 90% dari Tubula di dalam testis mengandung sperma matang. Umumnya sperma dihasilkan setiap lima hari sekali. Untuk itu laki-laki yang sudah menikah perlu melakukan hubungan seksual minimal dua kali dalam satu minggu.
- Usia 30 – an Tahun Usia ini adalah puncak kehidupan seksual perempuan. Akhir usia 30-an penurunan hormon terjadi secara drastis, hal yang menyebabkan 30% perempuan usia di atas 35 tahun akan sulit hamil. Pada laki-laki seiring bertambah usia kualitas sperma yang dihasilkan akan menurun. Di atas usia 31 tahun, gen dan kromosom akan menurun kualitas dari sperma yang dihasilkan.
- Usia 40 – an Tahun Memasuki usia 45 tahun ke atas merupakan periode menopause pada perempuan. Jumlah hormon estrogen dan testosteron akan semakin berkurang, menstruasi tidak normal dan vagina mulai kering. Gairah seksual laki-laki pada rentang usia ini mudah naik turun. Jumlah sperma matang pada usia ini mulai menurun sampai 50%.
Contohnya, ibu XX memiliki siklus haid 28 hari. Hari pertama haid terakhirnya jatuh pada 29 Januari. Berdasarkan siklus 28 harinya, tanggal menstruasi berikut diperkirakan jatuh pada 26 Februari. Dengan begitu masa suburnya terjadi pada 12 Februari (26 – 14 = 12). Berhubung sperma mampu bertahan dua sampai tiga hari dalam tubuh perempuan, sedangkan sel telur dapat bertahan satu hari, maka hubungan seksual yang dilakukan pada rentang waktu dua hari sebelum masa subur (jadi pada contoh di atas adalah 24 Februari) sampai dengan satu hari setelah masa subur (27 Februari) memungkinkan untuk menghasilkan pembuahan.
Sumber: dr. Azora Ferolita, AKP
Mengetahui Masa Subur Wanita – Lentera Keluarga