Lentera Keluarga. Rasa stress dan depresi tidak hanya dirasakan dan dilalui oleh orang dewasa saja. Anak-anak pun rentang terhadap kondisi seperti ini. Sebagai orang tua, Anda harus lebih peka dengan tanda-tanda stress dan gangguan kecemasan yang dialami oleh anak. Beberapa tanda pada umumnya ialah terjadinya perubahan fisik dan perilaku secara drastis.
Anak-anak yang mengalami kondisi ini juga menyikapinya berdasarkan usia, kepribadian dan keterampilannya menghadapi stress. Anak yang bisa mengontrol emosi serta terbuka kepada orang tua terhadap masalah yang dihadapinya tentu akan lebih mudah untuk dibantu.
Sebaliknya, anak yang memiliki kepribadian tertutup akan sulit untuk mengetahui masalah stress yang dihadapinya. Oleh sebab itu, orang tua tidak boleh menganggap sepeleh apalagi mengabaikan masalah ini. Sangat penting untuk orang tua dalam mengenali tanda-tanda stress yang dihadapi anak-anak mereka terlebih bagi anak yang masih berusia kanak-kanak.
Penyebab Stress Pada Anak
Berikut ini merupakan beberapa hal yang bisa menjadi penyebab anak mengalami stress. Untuk lebih jelasnya silahkan simak informasi berikut.
Mengalami Tekanan Akademis
Sekolah kadang menjadi momok yang menakutkan oleh banyak anak. Hal ini bisa disebabkan oleh lingkungannya seperti guru maupun teman-temannya. Kebanyakan anak bisa mengalami stress saat memiliki nilai yang rendah atau tidak berprestasi di sekolah. Jika ini terus berlanjut, maka anak-anak pun akan semakin tidak percaya diri untuk melakukan apapun karena mereka merasa takut untuk berbuat kesalahan. Oleh sebab itu, untuk menghindari stress pada usia anak-anak guru juga memiliki peran yang sangat penting.
Perubahan Besar dalam Keluarga
Lingkungan keluarga juga rentang menjadi penyebab munculnya rasa stress bahkan depresi pada anak-anak. Beberapa masalah yang kerap kali menjadi penyebab utamanya ialah seperti perceraian, kematian anggota keluarga seperti ayah atau ibu, pindah rumah, orang tua yang menikah lagi hingga memiliki adik atau kakak tiri.
Perceraian menjadi masalah yang sering menghampiri anak-anak karena mereka belum mampu memahami tentang situasi tersebut. Terlebih jika orang tua sering cekcok atau adu mulut di hadapan anak secara langsung. Hal ini tentu akan semakin memicu stress pada anak.
Bullying
Bullying sudah menjadi masalah yang sangat serius akhir-akhir ini. Pelaku bullying mungkin menganggapnya sepeleh tapi bagi korban bullying hal tersebut bisa merusak mental dan emosi mereka. Bullying atau aksi perundungan ini semakin marak ketika smartphone semakin berkembang.
Aksi perudungan yang direkam melalui smartphone pun membuat anak semakin malu dan tak percaya diri untuk melakukan apapun. Anak-anak pun kerap kali diancam oleh para pelaku bullying sehingga mereka tidak bisa mengadu kepada guru dan orang tua. Dengan demikian, anak pun akan semakin stress menghadapi masalah bullying ini seorang diri.
Masalah Ekonomi dan Finansial Orangtua
Selain masalah keluarga, faktor ekonomi dan finansial orang tua bisa menjadi penyebab stress pada anak. Tidak bisa dipungkiri jika masalah uang dan pekerjaan adalah hal yang paling sering menyebakan lahirnya masalah baru di kehidupan seseorang. Bagi anak, masalah tersebut bisa menimbulkan kecemasan dan rasa stress yang semakin menjadi-jadi ketika anak memiliki keinginan untuk membantu tapi tidak memiliki daya untuk melakukannya.
Jadwal yang Terlalu Padat
Jadwal yang terlalu padat juga menyebabkan anak semakin stress. Pada usianya yang masih relatif muda, anak-anak membutuhkan lebih banyak waktu istirahat dan bermain bukannya jadwal yang terlalu padat apalagi saat orang tua memerintahkannya untuk mengikuti berbagai macam les. Hal ini justru semakin memicu rasa stress pada anak.
Penyebab Stress Pada Anak