Mengapa Anak Perlu Diajari Berbelanja?

anak perlu diajari berbelanja

Ketika anak ikut orangtua berbelanja, banyak pelajaran yang bisa diambil. Sebut saja ajang mengenalkan dan mengajarkan pengelolaan keuangan. Paling tidak, anak bisa dikenalkan dengan harga, nilai uang, dan transaksi pembayaran. Anak juga berkesempatan belajar efisiensi waktu melalui proses menjelajahi rak-rak barang dan menentukan prioritas melalui pemilihan jenis barang.

Namun, agar anak tak menciptakan stres buat orangtua saat berbelanja, biasakan kegiatan ini menjadi menyenangkan sekaligus proses belajar bagi si kecil. Caranya? Simak tips berikut ini.

Buat rencana  
Membuat rencana belanja akan sangat membantu dalam menghemat waktu. Masukkan juga keperluan si kecil ke dalam rencana belanja. Lalu kategorikan daftar belanjaan berdasar jenis barang dan sesuaikan dengan susunan rak di supermarket. Jadi, Anda tak perlu bolak-balik ke lorong yang sama lagi.

Tentukan bujet
Tentukan berapa rupiah yang akan dihabiskan untuk belanja. Jika anak-anak tahu keterbatasan bujet, mereka cenderung akan “menyesuaikan diri”. Ajari anak yang lebih tua untuk menyusun bujet sendiri. Misalnya, berapa dana yang akan ia pakai untuk membeli buku bacaan, membeli baju, dan sebagainya. Orangtua juga bisa membantu anak dengan menentukan prioritas.

Selalu ingin tahu
Secara alami, anak-anak selalu ingin tahu karena inilah cara mereka untuk belajar tentang dunia di sekitar mereka. Jangan memarahi anak ketika mereka asyik melihat dan memegang item yang menarik perhatian mereka. Sebaliknya, bantu mereka untuk terus melihat item  dengan aman. Atau, biarkan mereka tahu bahwa hal itu dapat dilihat tapi tidak disentuh. Anda bisa mengatakan, “Adik, benda ini gampang pecah, jadi Adik boleh melihat tapi tidak boleh memegang, ya.”

Waktu yang tepat
Kunci supaya anak tidak merajuk saat ikut berbelanja adalah membuatnya senyaman mungkin. Sesekali, biarkan si kecil naik ke atas trolley. Pastikan bahwa tempat ia duduk di atas trolley  aman dan nyaman.

Orangtua juga harus ingat, ada tiga hal yang menyebabkan anak “berulah” pada saat berbelanja, yaitu lapar, bosan, dan capek. Jadi, sesuaikan jadwal waktu berbelanja dengan jadwal si kecil. Misalnya, berbelanja ketika anak sedang tak punya jadwal lain, semisal les atau mengaji. Jangan lupa, beri anak cukup makan sebelum ke supermarket supaya tidak kelaparan dan lakukan setelah mereka beristirahat.

Perhatikan juga jam ramai di pusat perbelanjaan. Berbelanja sebelum makan malam, ketika toko-toko sedang ramai, dan ketika Anda dan anak-anak lelah dan lapar, bisa membuat Anda dan si kecil stres. Solusinya, berbelanjalah di pagi atau sore hari pada hari kerja.

Buat perjanjian
Anda sebaiknya juga membuat perjanjian dengan si kecil. Misalnya, tidak akan rewel selama di supermarket, atau tidak akan minta barang-barang tertentu, semisal permainan. Yang sering terjadi, orangtua tak tega ketika si kecil merengek minta dibelikan mainan. Akibatnya, anggaran belanja bisa membengkak. Jika anak ternyata tidak menepati janji, beri ia sanksi, seperti time out atau tidak akan dibelikan mainan selama seminggu.

Biarkan membantu
Ada tahapan usia di mana anak suka membantu orangtuanya. Hal yang sama bisa dilakukan ketika Anda berbelanja bersama. Yang termudah adalah memintanya membawakan tas belanjaan atau barang-barang belanjaan yang tak terlalu berat. Anda bisa juga memintanya mencarikan barang-barang yang ada di daftar belanjaan, khususnya barang-barang kebutuhannya. Cara ini akan membuat perhatian anak terfokus pada “tugasnya” dan tak sempat untuk merengek.

Kapan mengatakan “tidak”
Salah satu hal yang kerap membuat orangtua bingung dan kesal adalah ketika si kecil terus merengek meminta barang yang ia idamkan. Inilah saatnya Anda harus mengatakan “tidak” kepada mereka. Tentu, Anda harus mengatakannya dengan cara khusus dan tidak langsung membentak anak. Katakan bahwa Anda juga menyukai barang yang ia inginkan. Tapi, sampaikan bahwa barang itu tidak bisa dibeli sekarang, tapi akan dimasukkan ke “wish list” anak. Jangan lupa, tambahkan senyuman dan pelukan ketika Anda menyampaikan hal tersebut.

Recommended For You

About the Author: Keluargaku

Lentera Keluarga turut mengantar menuju masyarakat Indonesia yang mandiri dan sejahtera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *