Disiplin Positif Dalam Mengasuh Anak

Disiplin Positif Dalam Mengasuh Anak bertujuan untuk membantu orang tua dalam mengasuh anak agar menjadi lebih bertanggung jawab akan perilaku mereka sendiri. Dengan demikian, orang tidak lagi memaksa mereka untuk berperilaku yang baik, namun memberi mereka penghargaan untuk perilaku yang baik dengan memberi perhatian.

Dalam dunia pendidikan, metode pengajaran dengan menggunakan pendekatan Disiplin Positif memfokuskan pada pemberantasan tindakan kekerasan untuk mendisiplinkan siswa, termasuk lewat hukuman fisik, melalui praktek-praktek yang menguatkan perilaku positif. Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bebas kekerasan, para guru dilarang untuk melakukan kekerasan fisik dan verbal dalam mendisiplinkan siswa mereka, dan dianjurkan untuk mengaplikasikan pendekatan Disiplin Positif.

 

Disiplin Positif Dalam Komunikasi Keluarga

Disiplin positif bisa berarti bekerja dengan membangun komunikasi yang baik, yakni mendengarkan apa yang disampaikan dan menangkap artinya dari sisi persepsi mereka, kemudian lihat dengan jelas batas-batas ruang lingkupnya.

Beberapa tindakan disiplin positif dalam mengasuh anak

Perilaku dan sikap baiknya, pujilah. Perilaku dan sikap buruk yang kecil dapat diabaikan, dengan memperbesar penghargaan atas sikap yang baik.

Siapkan diri menghadapi perlawanan ketika kehendaknya ditolak karena ketidak sesuaian dengan aturan yang ditetapkan, terutama yang membahayakan keselamatan.

Jangan terlalu berbesar harap. Normal untuk setiap kanak-kanak melakukan reaksi yang menarik perhatian berulangulang, meski telah tercapai kesepakatan untuk tidak dilakukan. Dengan cara ini anak akan mengerti akan batas ruang geraknya dan dapat memahami alasannya.

Tempatkan diri orangtua pada tempat anak. Pikirkan kembali andaikata kita berada di tempatnya dan bagaimana mereka diperlakukan secara tidak adil.

Secara rutin bantulah anak untuk merasa nyaman dan aman. Konflik jika terjadi segera dibicarakan untuk penyelesaian dalam waktu yang nyaman dan cukup. Tidak dalam keterburu-buruan.

Buat batasan yang masuk akal. Anak biasanya akan merasa nyaman kalau mereka boleh melakukan apa yang mereka inginkan. Penentuan batasan justru membuat mereka merasa aman karena di luar batasan (dapat diberikan contoh) terbukti kejadiannya membahayakan.

Jangan terlalu banyak aturan dalam keluarga. Aturan yang banyak sering membuat bingung dan sulit mengingatnya. Contoh mematuhi aturan adalah lebih ditiru daripada membicarakannya tanpa melakukan. Teguhlah pada aturan yang telah disepakati.

Realistik. Apa yang disebut dengan nakal, jahat, tidak normal dan banyak lagi seringkali merupakan proses normal pemahaman anak atas sesuatu. Bimbinglah mereka untuk memaknainya dengan cerdas. Pembatasan yang berlebihan akan berarti pengekangan atas pengenalan sekitar dan pembodohan. Pengalaman merupakan guru terbaik.

Disiplin Positif Dalam Mengasuh Anak – Lentera Keluarga

Recommended For You

About the Author: Keluargaku

Lentera Keluarga turut mengantar menuju masyarakat Indonesia yang mandiri dan sejahtera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *